Laman

Senin, 26 September 2011

Malaria


1.            Pengertian
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium, yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini secara alami ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina.
Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primate lainya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil) serta demam berkepanjangan.

Parasit malaria disebabkan oleh nyamuk Anopheles betina, parasit membiak dalam sel darah merah yang kemudian menyebabkan symptom termasuk anemia, demam, mual, koma hingga kematian.
               Host parasit utama dan vector penyebaran merupakan nyamuk betina genus Anopheles. Nyamuk muda mula-mula menelan parasit malaria dengan makan dari pembawa manusia yang dijangkit dan nyamuk Anpheles yang dijangkit membawa sporozoit plasmodium dalam kelenjar liur.          
                                      
2.            Penyebab
Malaria disebabkan oleh agent dari genus Plasmodium, familia Plasmodidae, dan ordo coccidiidae. Di Indonesia sampai saat ini ada 4 macam Plasmodium yaitu:
a.    Plasmodium falciparum manyebabkan malaria falciparum, masa inkubasi 9-14 hari (rata-rata 12 hari).
b.    Plasmodium vivax menyebabkan malaria vivax, masa inkubasi 12-17 hari 9 rata-rata 15 hari).
c.    Plasmodium Malariae menyebabkan malaria malariae, masa inkubasi 18-40 hari (rata-rata 28 hari).
d.    Plasmodium ovale menyebabkan malaria ovale, masa inkubasi 16-18 hari (rata-rata 17 hari).
Jenis Plasmodium yang banyak ditemukan adalah Plasmodium Faliciparum dan Plasmodium Vivax, sedang Plasmodium malariae dapat ditemukan di Lampung, NTT dan Papua. Plasmodium Ovale pernah ditemukan di NTT dan Papua. Seorang penderita dapat ditulari oleh lebih dari satu jenis Plasmodium. Biasanya infeksi ini disebut infeksi campuran (mixed infection). Pada umumnya paling banyak hanya 2 jenis parasit yaitu antara Plasmodium falciparum dengan Plasmodium Vivax atau Plasmodium Malariae. Campuran 3 jenis parasit jarang sekali terjadi.
Selain itu malaria juga disebabkan oleh siklus hidup parasit antara lain:
a.       Siklus aseksual dalam tubuh manusia, terdiri atas:
-         Siklus diluar sel darah
Berlangsung dalam hati yang pada P. Vivax dan P. Ovale ditemukan dalam bentuk laten didalam sel hati (hipnosoit) sebagai suatu fase dari siklus hidup parasit yang dapat menyebabkan penyakit kambuh.
-         Siklus didalam sel darah merah
Terbagi lagi dalam siklus sisogomi yang menimbulkan demam dan fase gametogomi yang menyebabkan seseorang menjadi sumber penular penyakit bagi nyamuk malaria.
b.      Siklus seksual (sporogoni)
Disebut sporogoni karena menghasilkan sporosoit yaitu bentuk parasit yang telah siap ditularkan kebadan manusia, lama atau masa berlangsung siklus ini disebut masa Inkubasi Ektrisik.

3.            Diagnosa dan Gejala.
Berdasarkan anamnesa dan pemeririksaan laboratorium (mikroskopis, test diagnostic cepat). Diagnosa malaria berdasarkan ditemukannya parasit dalam sediaan darah secara mikroskopik.
a)      Anamnesa.
Pada anamnesia sangat penting diperhatikan adalah keluhan dari si penderita, antara lain demam, menggigil, berkeringat, dapat disertai sakit kepala, mual dan atau muntah, diaere pada balita dan nyeri otot atau pegal-pegal pada orang dewasa. Untuk penderita malaria berat, dapat disertai satu atau lebih gejala berikut:
Ø  Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat.
Ø  Kelemahan umum (tidak bias duduk/berdiri)
Ø  Kejang-kejang.
Ø  Panas sangat tinggi.
Ø  Mata atau tubuh kuning.
Ø  Pendarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan.
Ø  Nafas cepat dan atau sesak nafas.
Ø  Munatah terus-menerus.
Ø  Tidak dapat makan dan minum.
Ø  Warna air seni seperti the tua sampai kehitaman.
Ø  Jumlah air seni kurang (oliguria) sampai tidak ada (anuria).
b)      Pemeriksaan fisik
Dari hasil pemeriksaan diperoleh gejala sebagai berikut, antara lain:
Ø  Demam dengan suhu > 37,5-400C, baik secara anamnesa, perabaan atau pengukuran.
Ø  Konjungtiva palpabrae anemis.
Ø  Pembesaran limpa (Splenomegali)
Ø  Pembesaran hati (Hepatomegali)
Pada penderita malria berat, dapat disertai satu atau lebih gejala berikut:
Ø  Temperatur axilla > 400C.
Ø  Tekanan darah sistolik < 70 mmHg pada dewasa dan anak < 50 mmHg.
Ø  Nadi cepat dan lemah/ kecil.
Ø  Frekuensi nafas > 35 X/menit (dewasa) atau > 40 X/menit (balita), atau anak < 1 tahun: > 50 X/menit.
Ø  Penurunan derajat kesadaran.
Beberapa keadaan lain yang juga digolongkan sebagai malaria berat adalah:
Ø  Gangguan kesadaran ringan (GCS < 15)
Ø  Kelemahan otot (tak bisa duduk/ berjalan) tanpa kelainan neorologik.
Ø  Hiperparasitemia > 5% pada daerah hipoendemik atau daerah malaria tidak stabil.
Ø  Ikterus (bilirubin > 3 mm%)
Ø  Hiperpireksia (temperatul recal > 400C pada orang dewasa, 410C pada anak).

4.            Reservoir
Penyebaran penyakit malaria ditentukan oleh factor host, agent dan environment. Penularan malaria terjadi apabila komponen tersebut saling berhubung.
a)      Host (Penjamu)
Adalah makhluk hidup termasuk manusia yang bisa terinfeksi oleh agent atau penyebab penyakit dan merupakan tempat berkembang biaknya agent (parasit/ plasmodium). Bagi pejamu ada beberapa factor intrinsic yang dapat mempengaruhi kerentanan host terhadap agent. Factor tersebut mancakup:
-   Umur : anak-anak lebih rentan terhadap infeksi malaria.
-   Jenis kelamin : infeksi malaria tidak membedakan jenis kelamin tetapi bila menginfeksi ibu hamil akan menyebabkan anemia yang lebih berat.
- Ras : beberapa ras manusia mempunyai kekebalan alamiah terhadap malaria, misalnya penderita sicle cell dan ovalositisis.
-   Riwayat malria sebelum : orang yang pernah terinfeksi malaria, biasanya akan membentuk imunitas sehingga cenderung lebih tahan terhadap infeksi malaria.
-   Cara hidup : cara hidup/ perilaku sangat berpengaruh terhadap penularan malaria, misalnya tidur tanpa kelambu dan kebiasaan berada di luar rumah pada malam hari.
- Sosial ekonomi : keadaan social ekonomi erat hubungannya dengan cara hidup yang beresiko terhadap penularan malaria, misalnya kualitas rumah.
-  Status gizi : masyarakat yang status gizi kurang dan tinggal di daerah endemis malaria lebih rentan terhadap infeksi malaria.
-   Imunitas : Masyarakat yang tinggal di daerah endemis mempunyai imunitas alami terhadap infeksi malaria.
b)      Agent (parasit/Plasmodium)
Agent penyebab malaria termasuk agent biologi yaitu Protozoa. Agent parasit malaria hidup dalam tubuh manusia dan dalam tubuh nyamuk. Manusia sebagai host intermediate (sementara) sedangkan nyamuk disebut host devinitiove (tetap).
c)      Environment (Lingkungan)
Adalah lingkungan dimana manusia dan nyamuk berada dan nyamuk akan berkembang dengan baik bila lingkungan sesuai dengan yang dibutuhkan untuk berkembang biak. Factor lingkungan dikategorikan dalam 3 kelompok yaitu:
Ø     Fisik : kondisi udara, musim, cuaca, kondisi geografi dan geologinya.
Ø  Biologi : Terdiri dari hewan atau tumbuhan yang berfungsi sebagai agent, reservoir maupun vector dan mikroorganisme saprofit serta tumbuhan yang merupakan sumber nutrient.
Ø    Sosial Ekonomi : kepadatan penduduk, stratifikasi social (tingkat pendidikan, pekertjaan), nilai-nilai social, kemiskinan.

5.            Cara Penularan
Reservoir penyakit malaria adalah agent parasit malaria hidup dalam tubuh manusia dan dalam tubuh nyamuk.
Cara penularannya :
a)      Nyamuk malaria menggigit dan menghisap darah orang yang sakit malaria.
b)      Parasit didalam tubuh manusia ke tubuh nyamuk.
c)   Parasit tersebut berkembang biak dalam tubuh nyamuk dan menjadi matang dalam waktu 10-14 hari.
d)     Setelah parasit matang, jika nyamuk menggigit manusia sehat maka parasit malaria masuk ke dalam tubuh manusia sehat.
e)      9-30 hari inkubasi bibit malaria didalam hati manusia.
f)       Orang yang sehat tersebut menjadi sakit malaria.


6.            Kerentanan dan Kekebalan Pejamu
Host yang rentan terhadap penyakit malaria ini biasanya kecenderungannya adalah anak kecil. Hal ini dikarenakan anak kecil biasanya bermain ditempat-tempat yang menjadi sarang perindukan nyamuk Anopheles seperti tempat-tempat yang tergenang oleh air. Kekebalan host terhadap penyakit malaria yaitu pada orang yang pernah terinfeksi malaria, biasanya akan membentuk imunitas sehingga cenderung lebih tahan terhadap infekisi malaria.

7.            Distribusi
   Batas penyebaran malaria adalah 640 LU dan 320 LS, ketinggian yang dimungkinkan adalah 400 m dibawah permukaan laut dan 2600 m diatas permukaan laut.
      Plasmodium Vivax
Penyakit distribusi geografis yang paling luas, mulai dari daerah beriklim dingin, sub tropic hingga tropic.
-        Plasmodium Falciparum
Jarang didapat di daerah beriklim dingin.
-        Plasmodium Malariae
Hampir sama dengan Plasmodium Falciparum tetapi lebih jarang terjadi.
Di Indonesia penyakit malaria tersebar diseluruh pulau dengan derajat endemisitas yang berbeda-beda, dapat berjangkit di daerah dengan ketinggian 1800 m diatas permukaan laut, spesies terbanyak dijumpai adalah Plasmodium Falciparum dan Plasmodium Vivax.

8.            Masa Inkubasi
         Masa inkubasi penyakit malaria bervariasi antara 9-30 hari tergantung pada species parasit. Masa inkubasi tergantung pada :
-         Intensitas Infeksi.
-         Pengobatan yang pernah didapat sebelumnya.
-         Tingkat imunitas penderita.
-         Cara penularan (alamiah/ bukan alamiah)
Pada penularan bukan alamiah seperti lewat transfuse darah, masa inkubasi tergantung pada jumlah parasit yang ikut masuk bersama darah.
Secara umum dapat dikatakan masa inkubasi Plasmodium Falciparum adalah 10 hari setelah transfuse, masa inkubasi Plasmodium Vivax adalah 16 hari setelah transfuse, sedangkan Plasmodium Malariae adalah 40 hari/ lebih setelah transfuse. Masa inkubasi pada penularan masing-masing spesies adalah P. falciparum 12 hari, P. vivax 13-17 hari, sedangkan P. malariae 28-30 hari. 
9.    Cara Penanggulangan KLB
a.  Cara penanggulangan KLB dengan cara pemberantasan vektor penyakit malaria :
·      Biological Control
Menyebarkan ikan pemakan jentik di tempat perindukan nyamuk dengan tujuan mengendalikan populasi jentik untuk menekan populasi nyamuk dewasa dan dapat pula dengan cacing parasit yang bertujuan membunuh larva nyamuk karena cacing ini dapat melakukan penetrasi kedalam larva nyamuk dan mematikannya seperti : Romanomermis inyengari dan Romanomermis Israeli.
·      Larvaciding (larvasida)
Bertujuan menekan populasi jentik untuk memutuskan rantai penularan dengan daerah sasaran desa focus malaria yang peta lingkungannya menunjukan banyak ditemukan Breeding Places potensial yang tidak terlalu luas, letak tidak menyebar atau tidak menyulitkan operasional larvasida.
·      Pengendalian Lingkungan dapat dilakukan dengan cara :
Ø  Membasmi tempat perindukan nyamuk.
Ø  Membersihkan tempat air minum burung dan vas bunga secara teratur.
Ø  Mengubur kaleng-kaleng, ban, botol bekas, atau tempat-tempat yang dapat menampung air hujan.
Ø  Menimbun atau mengalirkan air yang tergenang.
·      Penyemprotan rumah ( indoor resudal spreying)
Bertujuan memutuskan rantai penularan dengan cara memperpendek umur nyamuk sehingga tidak sempat menghasilkan sporozoit serta membunuh nyamuk yang infected (sudah mengandung sporozoit).
·      Kelambu poles (impregnated Bed Net)
Bertujuan untuk membunuh nyamuk vector yang hinggap dikelambu sebelum atau sesudah menghisap darah. Sehingga diharapkan nyamuk tersebut dapat terbunuh dengan pestisida yang dipoleskan pada kelambu.
b.    Penyuluhan dengan tujuan :
·      Menambah pengetahuan masyarakat, sehingga bersikap positif dalam upaya pemberantasan penyakit malria.
·      Merubah perilaku masyarakat dari kebiasaan yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dalam rangka pemberantasan penyakit malaria.
·      Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperan serta dalam pemberantasan penyakit malaria.

Tidak ada komentar: